Senin, 22 Februari 2016

Silabus Olimpiade Sains Nasional 2016 KLIK DISINI
Hasil Pertemuam kedua :
Program Kegiatan MGMP PAI 2016 UNDUH DISINI

SKL dan Kisi-kisi UASBN Tulis dan Praktek UNDUH DISINI

Selasa, 16 Februari 2016

Senin, 15 Februari 2016

Ma'af blog ini masih dalam tahap belajar

Sabtu, 13 Februari 2016

Nama:Badru Tamam, S.Ag
Nama Blog:badrutamamsag.blogspot.co.id
NIP:197710282014091001
Golongan/Pangkat:Penata Muda/III.a
Bidang Study:Pendidikan Agama Islam/PPKN
Pendidikan Terakhir:S1 Tarbiyah/PAI Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
Alamat:Jl. KH. Hasyim Ashari Gang Masjid Rt 06/06 No. 43 Kel. Kenanga Kec. Cipondoh Kota Tangerang
Meluruskan Makna Jihad

اَلْحَمْدُ للهِ بِذِكْرِهِ تَطْمِئِنُّ الْقُلُوْبَ وَبِفَضْلِهِ تَغْفِرُ الذُّنُوْبَ. أشْهَدُ أنْ لا اِلهَ إلاّ اللهُ الْخاَلِقُ المَعْبُوْدُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ الصَّارِفُ الْمَوْعُوْدُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أهْل التَّقْوَى وَالْمَعْرِفَةِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْمَبْعُوْثِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Pada khutbah kali ini, khatib mengajak para jamaah Jum'at sekalian untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, sepatutnya kita mengucapkan puji syukur kehadiratAllah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh barokah ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para kerabatnya.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Di antara kata yang sering ditakuti, dibenci, disalahartikan, dan dibonsaikan maknanya adalah kata jihad. Dalam literatur Barat pada umumnya kata jihad diterjemahkan dengan “holy war” atau perang suci. Padahal perang hanyalah salah satu bentuk dari jihad. Dalam Al-Qur’an, kata jihad diterjemahkan dengan berbagai derivasinya dan terdapat 41 kali, baik dalam surat-surat yang diturunkan pada periode Makkah (Makkiyyah) maupun dalam surat-surat yang diturunkan pada periode Madinah (Madaniyyah).
Akar kata jihad adalah جَهَدَ yang beratti keletihan, kegentingan, kepedihan, kesulitan, upaya, kemampuan, kerja keras dan yang mirip dengan itu. Ayat jihad dalam arti perang (qital) atau melawan musuh, hanyalah sebagai salah satu maknanya, dan baru turun pada tahun kedua Hijriyah yang kemudian digumulkan dengan realitas yang konkrit pada Perang Badar (624 M). Di sini jihad dan qital (perang) menjadi sinonim.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Kita tengok selintas situasi Islam di awal kemunculannya pada abad ke-7 M dan mengapa perintah jihad dalam pengertian qital itu diberikan? Pada saat komunintas umat muslim yang masih kecil dan baru saja hiirah ke Madinah (622 M), dalam keadaan masih lemah dan letih karena diusir, sementara pihak musuh (Quraisy Makkah) semakin agresif dan beringas, itulah perintah jihad pertama kali diturunkan. Tujuannya agar komunitas barn tabah dan tegar, dan tak berantakan dalam lingkungan yang serba keras, kasar dan penuh kebencian, serta dendam kesumat.
Kedatangan Al-Qur’an dengan prinsip keadilannya bagi elit Makkah sebagai kota komersial berarti akan membahayakan hak-hak monopoli mereka pada sumber-sumber ekonomi perdagangan. Oleh sabab itu, Nabi Muhammad SAW jangan sampai mempunyai kedudukan yang kokoh di Madinah, sehingga pada akhimya akan mengancam posisi mereka. Jihad dalam arti perang pada saat itu adalah mempertahankan diri dengan segala kesungguhan daya dan upaya. Jika tidak demikian maka komunitas Islam akan lenyap ditelan oleh kekuatan sejarah yang tidak bersahabat. Perintah itu terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 193, yaitu:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلّهِ فَإِنِ انتَهَواْ فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِينَ
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Bagi umat Islam, pada waktu itu perintah jihad ini sungguh sangat berat. Karena, mereka baru saja membentuk komunitas di Madinah, sebuah komunitas yang belum stabil. Kemudian dalam surat Al-Hajj dijelaskan tentang izin berperang, yaitu:
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيراً وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 40).
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Ayat-ayat di atas jelas sekali menunjukkan makna perang dalam arti defensif atau mempertahankan diri, sekalipun pada ayat-ayat lain dapat pula berbentuk ofensif atau menyerang, tergantung jika situasi mengharuskan demikian. Yakni sepanjang hal itu dilakukan untuk menghapuskan kerusakan di muka bumi (fasad fi al-ardh), menjaga rumah ibadat, bukan merusak atau membakamya, serta kemudian membangun peradaban dengan cara baik dan adil (ishlah).
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Dalam lingkungan sejarah Arab abad ke-7 M, metode kekerasan dan ancaman memang merupakan norma sehari-hari dalam menyelesikan sengketa antara suku dan puak. Bahkan dua emporium besar, Byzatium dan Sasaniah, pada abad itu juga terlibat perang dasyat yang penuh kekerasan. Maka, bagi komunitas Islam yang berusia sangat muda, tidak ada jalan lagi untuk bertahan dan mengarahkan kekuatan-kekuatan sejarah kecuali dengan jihad. Tanpa jihad, tujuan untuk menegakkan yang ma 'ruf dan mencegah yang munkar tidak dapat dilaksanakan. Oleh sebab itu, Nabi dan para pengikutnya harus mengatur strategi yang setiap saat dapat mengancam untuk menghancurkan Madinah. Ancaman itu akhimya menjadi kenyataan dalam bentuk Perang Badar pada 624M, seperti disinggung di atas.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW, Komunitas muslim yang kecil harus berjihad habis-habisan, mengerahkan segala daya dan upaya, sebab bagi mereka perang itu akan sangat menentukan hari depan mereka to be or not to be, seperti tercermin dalam doa Rasulullah SAW, "Ya Allah, di sini pihak Quraisy dengan segala kecongkakannya sedang berupaya untuk mendustakan Nabi-Mu. Ya Allah, aku nantikan pertolongan-Mu yang telah engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sekiranya pasukan kecil ini hancur binasa hari ini, Engkau tak akan disembah lagi". Sebuah lirik doa yang disampaikan dengan keseluruhan kekuatan jiwa.
Doa ini dikabulkan Allah SWT. Maka, jadilah Perang Badar yang dimenangkan pasukan muslim, sekalipun dari segi jumlah pasukan sangat tidak berimbang. Peristiwa Badar telah menjadi salah satu pilar utama sebagai realisasi doktrin jihad guna menopang perkembangan Islam selanjutnya untuk tampil sebagai agama dunia dalam tempo yang relatif singkat. Sekalipun pasukan muslim kalah dalam perang berikutriya, perang Uhud (625 M), umat Islam jauh lebih pereaya diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang terburuk sekalipun.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Dalam situasi peradaban atau kebiadaban dalam konstelasi serba global seperti sekarang ini, memang serba ruwet dan setiap persoalan tidak mudah dipahami, kecuali apabila kita mampu membaca akar masalahnya yang paling dalam. Harus diakui bahwa umat Islam yang masih berada di sejarah kemunduran peradaban tampaknya sedang menggapai dengan tertatih-tatih untuk merumuskan jati dirinya yang terkoyak karena proses sejarah yang dilakukan selama berabad-abad. Sebagian kita memakai kaca mata buram sehingga tak mampu lagi melihat realitas yang serba getir dengan sabar dan pikiran jernih. Mereka seperti telah kehilangan harapan dan masa depan, sehingga apa yang dilakukan tidak terkontrol, dan kehilangan kendali.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Untuk situasi Indonesia sekarang doktrin jihad yang perlu dikembangkan dan ditegakkan adalah dalam rangka menciptakan sebuah tatanan sosio-politik yang egalitarian (kesetaraan), adil dan bermoral untuk semua golongan tanpa diskrimiasi. Tatanan semacam inilah yang harus menjadi muara dan tujuan perjuangan kita bersama untuk sebuah Indonesia baru yang adil, makmur, ramah, toleran, dan sehat.
Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur’an menyuruh umat Islam untuk membangun sebuah tatanan politik di dunia untuk tujuan di atas, membangun masyarakat yang mutamaddin. Akan tetapi, mengenai apa nama tatanan itu dan bagaimana sistemnya, Al-Quran tidak menjelaskan dengan terperinci. Dengan cacatan bahwa prinsip musyawarah sebagai simbol egalitarianisme harus tetap dipertahankan. Tergantung pada hasil pemikiran dan kesepakatan bersama untuk merumuskan nama dan sistem kekuasaan itu.
Hadirin jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga apa yang khatib jelaskan di atas dapat memberikan gambaran terhadap pemaknaan jihad dalam konteks global seperti sekarang ini. Khatib juga berharap semoga kita mampu memaknai jihad dengan makna yang seluas-luasnya dengan tetap merpegang teguh pada ajaran-ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

الخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ


الحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه سَيِّدُ اْلخَلَآئِقِ وَاْلبَشَرِ. اللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلٍه وَصَحْبِه اَجْمَعِيْنَ.

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ, اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ فَصَلِّى وَسَلِّمُ وَبَارِكُ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ, وَعَلَى التَّابِعِيْنَ, وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنَّا وَعَنْهُمْ بَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلـمُؤْمِنَاتِ وَاْلمـُسْلِمِيْنَ وَاْلمـُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمـُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا بَلْدَةً طَيِّبَةً تَجْرِى فِيْهَا اَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلَاءَ وَاْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلفَحْشَاءَ وَاْلمـُنْكَرَ وَاْلبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ اْلمـُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَآصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمـُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٍ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ الرَّحِيْمُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّار.

عِبَادَ اللهُ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُــْركُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ. اَقِمِ الصَّلَاةَ

PERNIAGAAN YANG MENYELAMATKAN DARI AZAB YANG PEDIH


إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.اللَّهُمَّ فَصَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ تعالى مَا اسْتَطَعْتُمْ وَقَدْ فَازَ اْلـمُـــتَّقُوْنَ
Jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah

Pada kesempatan yang penuh kebahagiaan dan persaudaraan ini, saya berwasiat khususnya kepada diri saya dan umumnya kepada jama’ah sekalian. Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan senantiasa kita menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah


اِمْتِثَالُ اْلأَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ النَّوَاهِيه
Jama’ah yang berbahagia
Marilah kita bersyukur kepada Allah atas limpahan kenikmatanyang telah kita rasakan sampai saat ini. Perlu kita ketahui bahwa karena nikmat Allah-lah kita bisa menemui jum’at ini dan berkumpul di masjid ini. Tidak ada yang layak untuk kita dustakan bahwa nikmat Allah memang tidak terhingga banyaknya.
       dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. (al-hujurot :18) Jama’ah jum’at yang di rahmati Allah
Kita semua adalah hamba Allah. Barangkali dihati seseorang tebersit sebuah pertanyaan “Apakah Allah memahami dan memperhatikan kita semua sebagai hamba-Nya? Seperti majikan yang mempunyai pekerja yang banyak, apakah seorang majikan pasti memberikan perhatian secara penuh terhadap semua pekerjanya?” jawabannya adalah, “Tergantung pekerjanya”. Jika pekerjanya itu memberikan perhatian penuh kepada majikannya, maka majikan pun mempunyai perhatian khusus kepadanya. Disinilah pentingnya menjadi orang muslim yang berikhtiar terus menerus, bagaimana agar diri kita betul-betul diperhatikan secara khusus oleh Allah. Oleh karena itu Dalam QS. As Shof ayat 10 – 12 Allah menyodorkan sebuah investasi kepada kita orang yang beriman sebuah investasi yang akan menyelamatkan kita dari api neraka :
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم
          
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
Tawaran investasi ini menjadi lebih menggiurkan karena berasal dari Allah SWT. Tentulah investasi yang ditawarkan bukan investasin biasa dengan keuntungannya biasa. Ini adalah investasi yang melibatkan antara hamba yang dhaif dengan Dzat yang memiliki seluruh alam semesta raya. Maka bisa dipastikan, keuntungan yang bakal didapat sungguh luar biasa. Kesimpulan itu kian dikokohkan dengan frase berikutnya:
   
(yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?)
. Fitrah manusia, tidak mau ditimpa dengan sesuatu yang menyakitkan. Oleh karena itu, keuntungan perniagaan berupa terselamatkannya manusia dari azab yang merupakan tawaran yang amat menggiurkan. Meskipun demikian, tawaran tersebut hanya menarik bagi orang-orang yang meyakini dahsyatnya siksa akhirat. Sebagaimana dijelaskan al-Alusi dalam tafsirnya, azab yang pedih yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah azab di hari kiamat.
apa tijârah/investasi tersebut. Pertama:
  
(yaitu] kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya)
. Secara syar'i, îmân adalah
الإيمان : التَصْدِيْقُ اْلجَازِمُ الُمطَابِقُ لِلْوَاقِعِ عَنْ دَلِيْلٍ
(pembenaran yang pasti, sesuai dengan fakta, bersumber dari dalil). Kendati perkara yang diimani hanya disebutkan dua perkara: Allah SWT dan rasul-Nya, bukan berarti boleh mengingkari perkara keimanan lainnya. Sebab, beriman terhadap sebagian dan ingkar terhadap sebagian lainnya mengantarkan pelakunya terkategori sebagai kafir dan mendapatkan azab yang menghinakan. Oleh karena itu, keimanan yang menyelamatkan pelakunya dari siksa adalah keimanan yang benar dan total.
Syekh Yusuf Al Qhardhawi dalam Al-Iman wal Hayah mengatakan:
إنَّ الْإِيْمَانَ فِيْ حَقِيْقَتِهِ عَمَلٌ نَفْسِيٌّ يَبْلُغُ أَغْوَارَ النَّفْسِ، وَيُحِيْطُ بِجَوَانِبِهَا كُلِّهَا مِنْ إِدْرَاكٍ وَإِرَادَةٍ وَوِجْدَانٍ.
Sesungguhnya, keimanan itu pada hakikatnya merupakan kerja jiwa, yang merasuk sampai sedalam-dalamnya, mengisi seluruh relung jiwa itu dari berbagai sisinya, baik yang berupa pengetahuan, kehendak maupun cita rasa.
Perlu ditandaskan, keimanan ini menjadi modal dasar untuk mendapatkan pahala. Jika modal dasar ini tidak dimiliki maka semua amalnya tidak diterima, terhapus, dan sia-sia. Inilah yang dialami kaum kafir
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Investasi yang Kedua:
     
(dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu).
Dalam ayat ini amal yang disebutkan mengiringi keimanan adalah jihad dengan harta dan jiwa. Ini juga menunjukkan keistimewaan amal tersebut
Ibnul Qoyyim berkata, “Kewajiban berjihad dengan harta sama dengan kewajiban berjihad dengan nyawa. Hal ini menunjukkan bahwa jihad dengan harta lebih penting dan mendesak ketimbang jihad dengan nyawa di era saat ini.
Hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan An Nasa’i
مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِى سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ
Barang siapa yang membelanjakan hartanya dijalan Allah, baginya disediakan tujuh ratus lipat harta yang dibelanjakannya Masjid kita ini masih banyak membutuhkan pembiayaan untuk memakmurkan. Marilah dengan segenap kemampuan, kita berjihad dengan harta kita demi berkembang dan bersinarnya Islam diwilayah kita. Menyantuni orang-orang yang tidak mampu dan lainnya
Kemudian ditegaskan:
     
(itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui)..
Dan yang terakhir keuntungan dari investasi kita
    •        •      
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar
Jama’ah shalat jum’ah yang dimuliakan oleh Allah
Demikian khutbah yang singkat ini mudah-mudahan menjadikan kita sebagai hamba yang secara khusus diperhatikan oleh Allah SWT. dan menjadikan kita sebagai hamba yang diampunkan dosanya dan ditempatkan pada Surga Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Jumat, 12 Februari 2016

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6435701283889026380#template

Jumat, 05 Februari 2016


Si Mamah Lagi Narsis

Bersama Ayahanda H. Abdul Aziz Bin H. Abdul Wahab

Kamis, 04 Februari 2016

Festifal Tangerang Bersih Situ Cipondoh
XII farmasi 2 SMK Kesehatan Letris Indonesia 2
Aqiqah Keanu Muhammad El Tamam

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Laman

Kalender Hijriyah


Diberdayakan oleh Blogger.

tes

Featured Posts

Find Us On Facebook

Advertisement

Featured Video

Featured Video

Video Of Day

Followers

Sample Text

Instagram

Sponsor

Ads

Pages

Popular Posts

Popular Posts

Jadwal Sholat


jadwal-sholat